Senin, 10 November 2014

Pertemuan 5 : Fallacia

Fallacia adalah kesalahan pemikiran dlm logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan ataskesimpulan krn penalaran yg tdk sehat. Contoh kesalahan fakta :
Presiden AS Barack Obama lahir di Indonesia. Ahmad lahir dg bintang gemini, maka hidupnya
penuh dg persoalan.

Kesalahan Penalaran terbagi menjadi dua, yaitu kesesatan formal dan kesesatan informal.

Kesesatan formal adalah pelanggaran terhadap kaidah logika, contoh :
Semua penodong berwajah seram. Semua pengamen berwajah seram. Jadi semua pengamen adalah
penodong.
Kesesatan informal adalah menyangkut kesesatan dalam bahasa. Misalnya, kesesatan diksi. Contoh :
·         Penempatan kata depan yg keliru: Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan.
·         Mengacau posisi subjek atau predikat: Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.

Ungkapan yg keliru : Pencuri kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu yang lalu.

       Amfiboli: sesat krn struktur kalimat bercabang. Mis. Anto Anak Bu Lasma yang hilang ingatan lari dari rumah.
       Kesesatan aksen/prosodi: sesat krn penekanan yg salah dlm pembicaraan. Mis. Ada aturan ‘Anda tdk boleh ganggu anak tetangga’. Nah Pak Budi bukan tetangga anda. Maka anda boleh mengganggu anaknya.
       Kesesatan bentuk pembicaraan:sesat krn org menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. Mis. Berpakaian artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri artinya memakai isteri.
       Kesesatan aksiden: yg aksidental dikacaukan dg hal yang hakiki. Mis. Sawo matang adalah warna. Org Indonesia itu sawo matang. Maka, Org Indonesia itu adalah warna.
       Kesesatan krn alasan yg salah: Konklusi ditarik dr premis yg tak relevan.

Kesesatan presumsi

       Generalisasi tergesa-gesa: Orang Padang pandai memasak.
       Non sequitur (belum tentu): Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dg dosen tsb.
       Analogi palsu:Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dg membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
       Penalaran melingkar (petitio principii): Manusia merdeka krn ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab krn ia merdeka.
       Deduksi cacat: Barangsiapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti org baik. Andi pasti orang baik.
       Pikiran simplistis: Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral.

Menghindari persoalan

       Argumentum ad hominem: Jangan percaya omongannya krn ia bekas narapidana.
       Argumentum ad populum: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
       Argumentum ad misericordiam: Seorg terdakwa meminta keringanan hukuman krn mengaku punya banyak tanggungan.
       Argumentum ad baculum: Karena beda pendapat, suka meneror org lain.
       Argumentum ad auctoritatem: Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
       Argumentum ad ignorantiam: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
       Argumen utk keuntungan seseorang: Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.
       Non causa pro causa: Org sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sbg penyebabnya.

Kesesatan retoris

       Eufemisme/disfemisme: Pembangkang yg dianggap benar disebut reformator. Bila tdk disenangai maka disebut anggota pemberontak.
       Penjelasan retorik: Dia tidak lulus krn tidak teliti mengerjakan  soal.
       Stereotipe: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
       Innuendo: Sy tdk mengatakan makanan tdk enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
       Loading question: Apakah Anda masih tetap merokok?
       Weaseler: Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
       Downplay: Jangan anggap serius omongannya krn dia hanya buruh bangunan.
       Lelucon/sindiran:
       Hiperbola: membesarbesarkan.
       Pengandaian bukti:studi menunjukkan.
       Dilema semu: Tamu yg menolak kopi, langsung disuguhi sirup.


sekian yang dapat saya bagikan dalam post ini. semoga dapat menjadi bahan pembelajaran
bagi kita semua :)

sampai jumpa :3

sumber :
slide bahan ajaran Filsafat Ilmu, Logika, dan Penulisan Ilmiah pertemuan 5

Minggu, 09 November 2014

Periode Filsafat Yunani (part 2)

RENAISSANCE
          Zaman Renaissance adalah perbatasan antara zaman kegelapan dan pencerahan di Eropa.
Latar belakang Eropa zaman gelap yaitu zaman tetutup dari sudut ekonomi, politik dan sosial serta pemikiran yang dikuasai oleh pihak gereja. Rakyat pula pada saat itu terpaksa mengandalkan bangsawan.  setelah zaman gelap yaitu zaman terjadi perubahan sikap dan membuka pikiran serta membawa paham baru.
Isi-isi:
Pengertian Renaissance:
            Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti pemulihan atau menghidupkan kembali aspek kebudayaan dengan memberi penekanan terhadap pemulihan budaya meliputi aspek ilmu pengetahuan seperti ilmu, sastra dan seni klasik yang pernah menjulang Eropa sebagai pusat peradaban dunia pada saat itu.
             Zaman Renaissance berlangsung selama dua abad dari pertengahan abad ke 14 sampai pertengahan abad ke 16. Ini dimulai di Italia kemudian telah menyebar ke seluruh Eropa melalui perkembangan intelektual dan pemikiran manusia.
         Zaman kebangkitan atau kelahiran kembali dan pemulihan budaya masyarakat Eropa. Hasil dari Renaissance telah membuka jalan ke kelahiran berbagai aliran baru Eropa sampai abad ke 18 seperti Humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan absolutisme.

Kontribusi Renaissance Kepada Eropa:
           Munculnya aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti aliran baru Eropa sampai abad ke 18 seperti Humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan absolutisme berani mempertanyakan kepercayaan dan cara pemikiran lama yang dilakukan selama ini secara langsung melemahkan kekuasaan golongan feodal.
            Italia telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropa pada abad ke 15. Hal ini terjadi ketika Kota constntinople dikuasai oleh Islam telah jatuh ke tangan orang Barat pada tahun 1453. Kondisi ini telah menyebabkan banyak para ilmuan Islam bermigrasi ke pusat-pusat perdagangan di Italia. Ini menyebabkan Italia menjadi pusat intelektual terkenal di Eropa pada masa itu. 
          Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang layak. Kondisi ini telah melemahkan posisi dan kekuasaan golongan feodal yang berusaha membatasi perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
Tokoh – tokoh Renaissance:

  • Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci yang terkenal sebagi pelukis, musisi dan filsuf serta insinyur. Michelangelo merupakan tokoh seni, arsitek, insinyur, penyair dan ahli anotomi.
  • Melahirkan ahli matematika seperti Tartaglia dan Cardan yang berusaha menguraikan persamaan ganda tiga. Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep matematika dalam militer yaitu mengukur tembakan peluru mariam. Cardan terlibat dalam produksi ilmu aljabar.
  • Galileo Galilei (1564-1642 M) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikiawan dari Italia yang berperan besar pada revolusi ilmiah.
  • Johannes Kepler (1571-1630 M) adalah astronom Jerman yang terkenal dengan hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi, penjelasannya ttg pembiasan cahaya. Kepler adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata.
  • Andreas Vesalius (1546-1564 M) adalah astronom. Ia memperkenalkan tentang anatomi tubuh manusia.
  • Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh medis di Eropa. Antara tokoh medis terkenal yaitu William Harvey yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian peredaran darah.
           Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan ada semangat inquiri sehingga menyebabkan aktivitas penjelajahan dan eksplorasi.

AUFKLARUNG
             Zaman Aufklarung ini dikenal dengan “zaman pencerahan” atau “zaman fajar budi”, (dalam bahasa inggris “Enlightenment” dan dalam bahasa jerman “Aufklarung”). Aufklarung merupakan kelanjutan dari renaissance, kalau renaissance dipandang sebagai peremajaan pikiran, maka aufklarung menjadi masa pendewasaannya. Abad adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki semangat revisi atas kepercayaan-kepercayaan lama. Bertolak dari pemikirian ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya diskusi-diskusi dan pemikiran ilmiah. Aufklarung memberi kedudukan dan kepercayaan luar biasa kepada akal budi manusia.
      Dalam zaman ini juga banyak muncul tokoh-tokoh filsuf, seperti di Inggris: J. Locke (1632-1704), G.Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776), di Prancis: JJ. Russeau (1712-1778).
           Umumnya tokoh-tokoh ini mendasarkan pengetahuannya pada pengalaman nyata, sehingga mengarah kepada realisme yang naïf, yang mengakui kebenaran objektif atas dasar pengalaman yang tanpa penelitian lebih lanjut. Tetapi kenyataan ini berubah ketika filsuf Jerman, Immanuel Kant (1724-1804), muncul yang mencoba menciptakan suatu sintesis dari rasionalisme dan empirisme, sehingga ia dianggap sebagai filsuf terpenting zaman modern.
        Keberagaman pemikiran yang berkembang melahirkan berbagai pemahaman dan kepercayaan, masing-masing mulai membentuknya menjadi semacam paradigma yang diakui dan diterima oleh sebuah kelompok. Paradigma yang diakui inilah kemudian muncul dan menjadi semacam sekte atau aliran-aliran dalam perkembangan filsafat Barat

Masa Pencerahan Di Jerman, Inggris Dan Prancis

1. Pencerahan Di Jerman
        Pada umumnya Pencerahan di Jerman tidak begitu bermusuhan sikapnya terhadap agama Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga berusaha menyerang dasar-dasar iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu, serta menggantinya dengan agama yang berdasarkan perasaan yang bersifat pantheistic, akan tetapi semuanya itu berjalan tanpa “perang’ terbuka.
Yang menjadi pusat perhatian di Jerman adalah etika. Orang bercita-cita untuk mengubah ajaran kesusilaan yang berdasarkan wahyu menjadi suatu kesusilaan yang berdasarkan kebaikan umum, yang dengan jelas menampakkan perhatian kepada perasaan. Sejak semula pemikiran filsafat dipengaruhi oleh gerakan rohani di Inggris dan di Perancis. Hal itu mengakibatkan bahwa filsafat Jerman tidak berdiri sendiri. Para perintisnya di antaranya adalah Samuel Pufendorff (1632-1694), Christian Thomasius (1655-1728). Akan tetapi pemimpin yang sebenarnya di bidang filsafat adalah Christian Wolff (1679- 1754).
     Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha mensistimatisir pemikiran Leibniz dan menerapkan pemikiran itu pada segala bidang ilmu pengetahuan. Dalam bagian-bagian yang kecil memang terdapat penyimpangan-penyimpangan dari Leibniz. Hingga munculnya Kant yang filsafatnya merajai universitas-universitas di Jerman.

2. Pencerahan Di Inggris

     Di Inggris filsafat Pencerahan dikemukakan oleh ahli-ahli pikir yang bermacam-macam keyakinannya. Kebanyakan ahli pikir yang satu lepas daripada yang lain, kecuali tentunya beberapa aliran pokok.
          Salah satu gejala Pencerahan di Inggris ialah yang disebut Deisme, suatu aliran dalam filsafat Inggris pada abad ke-18, yang menggabungkan diri dengan gagasan Eduard Herbert yang dapat disebut pemberi alas ajaran agama alamiah.
      Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama. Juga agama Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini ia menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Terhadap segala skeptisisme di bidang agama ia bermaksud sekuat mungkin meneguhkan kebenaran-kebenaran dasar alamiah dari agama[6].
          Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 pandangan Herbert ini dikembangkan lebih lanjut, baik yang mengenai unsur-unsurnya yang negatif maupun unsur-unsurnya yang positif.

3. Pencerahan Di Prancis
         Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba gagasannya dari Inggris. Para pelopor filsafat di Perancis sendiri (Descartes, dll) telah dilupakan dan tidak dihargai lagi. Sekarang yang menjadi guru mereka adalah Locke dan Newton.
        Perbedaan antara filsafat Perancis dan Inggris pada masa tersebut  adalah jika di Inggris para filsuf kurang berusaha untuk menjadikan hasil pemikiran mereka dikenal oleh umum, akan tetapi di Perancis keyakinan baru ini sejak semula diberikan dalam bentuk populer. Akibatnya filsafat di Perancis dapat ditangkap oleh golongan yang lebih luas, yang tidak begitu terpelajar seperti para filsuf. Hal ini menjadikan keyakinan baru itu memasuki pandangan umum
    Demikianlah di Perancis filsafat lebih erat dihubungkan dengan hidup politik, sosial dan kebudayaan pada waktu itu. Karena sifatnya yang populer itu maka filsafat di Perancis pada waktu itu tidak begitu mendalam. Agama Kristen  diserang secara keras sekali dengan memakai senjata yang diberikan oleh Deisme.

Tokoh Aufklarung

Immanuel Kant
         Orang yang seolah-olah dengan tiba-tiba menyempurnakan Pencerahan adalah Immanuel Kant (1724-1804). Seorang Filsuf yang pengaruhnya terhadap filsafat pada dua ratus tahun terakhir ini,baik di Barat maupun di Timur, hampir secara universal diakui sebagai filsuf terbesar sejak masa Aristoteles.
           Sebagian besar hidupnya telah ia pergunakan untuk mempelajari logical process of  thought (proses penalaran logis), the external world (dunia eksternal) dan reality of things (realitas segala yang wujud.
           Karyanya yang terkenal dengan menampakkan kritisismenya adalah Critique of Pure Reason (kritik atas rasio murni) yang membicarakan tentang reason dan knowing process yang ditulisnya selama lima belas tahun.Bukunya yang kedua adalah Critique of Practical Reason atau kritik atas rasio praktis yang menjelaskan filsafat moralnya dan bukunya yang ketiga adalah Critique of judgment atau kritik atas daya pertimbangan.
          Kant yang juga dikenal sebagai raksasa pemikir Barat mengatakan bahwa Filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yang meliputi empat persolan yaitu apa yang dapat kita ketahui?, apa yang boleh kita lakukan?, sampai dimanakah pengharapan kita? dan Apakah manusia itu?

Periode Filsafat Yunani (part 1)

                  Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu( pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam).
               Pada periode ini muncullah filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam  yaitu Thales (624-546 SM). Pada masa itu, Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air.
                    Sedangkan Heraklitos berpendapat bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi. Ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan mengubah sesuatu tersebut menjadi abu atau asap. Sehingga Heracllitos menyimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api.
                
Selain Heraclitos ada pula permenides. Permenides lahir di kota Elea. Ia merupakan ahli filsuf yang pertama kali memikirkan tentang hakikat. Menurut pendapat Permenides apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada itu ada, yang ada dapat hilang menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan.
                  Zaman keemasan atau puncak dari filsafat Yunani Kuno atau Klasik, dicapai pada masa Sokrates (± 470 – 400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Socrates adalah seorang guru. Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.
                 Plato lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan elia. Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan  lama yakni mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenidas). Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebutnya sebagai pengetahuan indera dan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebutnya sebagai pengetahuan akal. Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas adalah dunia ide.
                   Konsepnya mengenai etika sama seperti Socrates yakni tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well being). Filsafat Plato dikenal sebagai idealisme dalam hal ajarannya bahwa kenyataan itu tidak lain adalah proyeksi atau bayang-bayang/ bayangan dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu yang ada nyata adalah “ide” itu sendiri. Karya-Karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan filsafat alam.
             Sedangkan Aristoteles sebagai murid Plato, dalam banyak hal sering tidak setuju/berlawanan dengan apa yang diperoleh dari gurunya (Plato). Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Bagi Aristoteles “ide” bukanlah terletak dalam dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato, tetapi justru terletak pada kenyataan atau benda-benda itu sendiri.

Zaman Modern (Abad 17-18 M)
             Pada abad kedelapan belas mulai memasuki perkembangan baru. Filsuf-filsuf pada zaman ini disebut sebagai para empirikus, yang ajarannya lebih menekankan bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena adanya pengalaman indrawi manusia. Para empirikus besar Inggris antara lain J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776), di Perancis JJ.Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804).
            Immanuel Kant dalam karyanya yang berjudul Kritik der reinen vernunft (Ing. Critique of Pure Reason) yang terbit tahun 1781, memberi arah baru mengenai filsafat pengetahuan. Dalam bukunya itu Kant memperkenalkan suatu konsepsi baru tentang pengetahuan. Pada dasarnya dia tidak mengingkari kebenaran pengetahuan yang dikemukakan oleh kaum rasionalisme maupun empirisme, yang salah apabila masing-masing dari keduanya mengkalim secara ekstrim pendapatnya dan menolak pendapat yang lainnya. Menurut Kant, empirisme mengandung kelemahan karena anggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia hanya lah rekaman kesan-kesan (impresi) dari pengalamannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil sintesis antara yang apriori (yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan impresi yang diperoleh dari pengalaman. Bagi Kant yang terpenting bagaimana pikiran manusia mamahami dan menafsirkan apa yang direkam secara empirikal, bukan bagaimana kenyataan itu tampil sebagai benda itu sendiri.

Zaman Post Modern (Abad 18-19 M)
            Postmodernisme adalah paham yang berkembang setelah era modern dengan modernisme-nya. Postmodernism bukanlah paham tunggal sebuah teori, namun justru menghargai teori-teori yang bertebaran dan sulit dicari titik temu yang tunggal. Banyak tokoh-tokoh yang memberikan arti postmodernisme sebagai kelanjutan dari modernisme. Namun kelanjutan itu menjadi sangat beragam. Bagi Lytord dan Geldner, postmodernisme adalah pemutusan secara total dari modernisme. Bagi Derrida, Foucault dab Baudrillard, bentuk radikal dari kemodernan yang akhirnya bunuh diri karena sulit menyeragamkan teori-teori. Bagi David Graffin, Postmodernisme adalah koreksi beberapa aspek dari modernisme. Lalu bagi Giddens, itu adalah bentuk modernisme yang sudah sadar diri dan menjadi bijak. Yang terakhir, bagi Habermas, merupakan satu tahap dari modernisme yang belum selesai.
            Berdasarkan asau usul kata, Post-modern-isme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya faham (isme), yang berkembang setelah (post) modern. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis untuk menunjukkan reaksi dari moderninsme. Kemudian pada bidang Sejarah oleh Toyn Bee dalam bukunya Study of History pada tahun 1947. Setelah itu berkembanga dalam bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas modernisme pada bidang-bidangnya sendiri-sendiri.
            Postmodernisme dibedakan dengan postmodernitas, jika postmodernisme lebih menunjuk pada konsep berpikir. Sedangkan postmodernitas lebih menunjuk pada situasi dan tata sosial sosial produk teknologi informasi, globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang berlebihan, deregulasi pasar uang dan sarana publik, usangnya negara dan bangsa serta penggalian kembali inspirasi-inspirasi tradisi. Hal ini secara singkat sebenarnya ingin menghargai faktor lain (tradisi, spiritualitas) yang dihilangkan oleh rasionalisme, strukturalisme dan sekularisme.          
            Setidaknya kita melihat dalam bidang kebudayaan yang diajukan Frederic Jameson, bahwa postmodernisme bukan kritik satu bidang saja, namun semua bidang yang termasuk dalam budaya. Ciri pemikiran di era postmodern ini adalah pluralitas berpikir dihargai, setiap orang boleh berbicara dengan bebas sesuai pemikirannya. Postmodernisme menolak arogansi dari setiap teori, sebab setiap teori punya tolak pikir masing-masing dan hal itu berguna.

Senin, 03 November 2014

Pertemuan 4 : Logika Induktif - Deduktif

Logika atau penalaran induktif adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. Kesimpulan umum dirumuskan atas dasar fakta.

Kesimpulan itu sendiri adalah generalisasi fakta yang memperlihatkan kesamaan. Kesimpulan umum harus dianggap sebagai bersifat sementara, karena ciri dasar induktif adalah selalu tidak lengkap.

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Persamaan : argumentasi keduanya terdiri dari premis - premis yang mendukung kesimpulan
Perbedaan : - penalaran induktif yang tepat akan mempunyai premis - premis yang benar tetapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar.
                    -  premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan
Maka, argumentasi dalam penalaran induktif tidak dinilai valid ataupun invalid, tetapi berdasarkan probabilitas.

Penalaran Induktif dimulai berdasarkan kejadian - kejadian, gejala partikular. Penal induksi adalah proses penalaran berdasarkan pengertian partikular atau premis untuk menghasilkan pengertian umum atau kesimpulan.

Ciri penalaran induktif :
1. Premis penal induktif : proposisi empiris yang ditangkap indera
2. Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis
3. Meski kesimpulan tidak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi, konklusi induksi mempunyai kredibilitas rasional atau probabilitas.

Generalisasi Induktif adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua. Prinsip generalisasi induktif adalah apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi. Syarat membuat generalisasi ada tiga, yaitu :
1. Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu
2. Tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku dimana saja
3. Dapat dijadikan dasar pengandaian

Analogi berbicara tentang dua hal yang berbeda dan dibandingkan. Dua hal yang perlu diperhatikan adalah persamaan dan perbedaan. Bila memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi. Analogi Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain yang mempunyai sifat esensial yang sama. Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tetapi khusus. Contoh :
Mangga 1 : kuning, besar, matang, ternyata manis.
         Mangga 2 : kuning, besar, matang, ternyata manis.
         Mangga 3 : kuning, besar, matang, ternyata manis
         Mangga 4 : kuning, besar, dan matang. Kesimpulan : mangga 4 tentu manis juga.

         Jadi, analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan. Berbeda dengan generalisasi induktif yang konklusinya berupa proposisi universal. Penalaran induktif konklusinya lebih luas daripada premis - premisnya.
         
         Deduktif merupakan suatu proses tertentu dimana dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih "khusus" dari pengetahuan yang lebih "umum". Yang lebih khusus sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum. Induksi dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama - sama dan saling memuat. Dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, induksi biasanya mendahului deduksi. Sedangkan dalam logika, deduksi dibicarakan terlebih dahulu. Deduksi dipandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran.

         FAKTOR PROBABILITAS
         Probabilitas berarti keadaan pengetahuan antara kepastian dan kemungkinan. Kebenaran konklusi dalam logika induktif, baik dalam analogi maupun generalisasi bersifat tidak pasti, karena hanya bersifat mungkin (probabel). Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh 4 hal, yaitu : 
         1. Faktor Fakta : "makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif,  akan makin tinggi  probabilitas konklusi dan sebaliknya"
         2. Faktor Analogi : "semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya."
         3. Faktor Disanalogi : "makin besar faktor disanalogi di dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya."
         4. Faktor Luas Konklusi : "semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya."

         KESESATAN GENERALISASI / ANALOGI
         Tinggi rendahnya probabilitas penalaran ditentukan faktor subjektif. Faktor ini membawa manusia pada kesesatan (fallacy). Kesesatan penalaran induktif yang terpenting adalah :
         1. Tergesa - gesa : cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta
         2. Faktor ceroboh : cepat tarik kesimpulan tanpa memperhatikan soal kondisi lingkungan, contoh :  Semua wanita Jawa itu lembut.
         3. Prasangka : memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yang tidak cocok. contoh : Semua orang Batak bicara keras dan tidak sabaran.
         
         Untuk menghindarinya bisa dengan cara membangun sikap kritis, terbuka pada koreksi dan dari kritik orang lain.

         HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
         Prinsip umum : sesuatu peristiwa disebabkan oleh sesuatu. Terkandung makna bahwa yang satu (sebab) mendahului yang lain (akibat). Tetapi tidak semua yang mendahului sesuatu menjadi sebab bagi yang lain.
         Hubungan sebab akibat adalah hubungan yang intrinsik, yang artinya hubungan sedemikian rupa sehingga kalau yang satu ada atau tidak ada, maka yang lain juga pasti ada atau tidak ada.
         Tiga pola hubungan sebab akibat :
         1. Dari sebab ke akibat;
         2. Dari akibat ke sebab; dan
         3. Dari akibat ke akibat.

         MANFAAT BELAJAR PENALARAN INDUKSI
         Menurut B.Russel, logika induktif bukan hanya lebih bermanfaat dari logika deduktif, tetapi juga lebih sulit. Manfaat logika induktif adalah memberikan pembenaran atas kecenderungan manusia yang bersandar pada kebiasaan. Kita memang tidak pernah bisa merasa pasti atas kebenaran suatu kesimpulan induktif, tapi ada cara tertentu dimana kita dapat menekan kemungkinan kesalahan. Maka, jangan pernah menarik kesimpulan induktif dengan data yang masih minim, tergesa - gesa, ceroboh, dan hanya dilandasi prasangka.

         Sekian yang dapat saya bagikan dalam post ini, semoga dapat bermanfaat bagi semua yang membaca blog ini :)

         Sampai jumpa :3

         sumber :
         slide bahan ajaran Filsafat Ilmu, Logika, dan Penulisan Ilmiah pertemuan 4
S